Jumat, 02 Desember 2016
Doa Lulu
“Doa Lulu”
Karya: Umi Nadiroh Kudori
Pada suatu hari, di tepi hutan, hiduplah seekor anak kelinci yang rajin berdoa.
Kelinci itu bernama Lulu. Ayah dan ibunya telah meninggal. Awalnya ia sering menangis. Namun neneknya menasehatinya, “Cucuku, tiap makhluk pasti akan meninggal. Itu takdir Tuhan yang mustahil dirubah oleh siapapun.”
Akhirnya Lulu bisa menerima nasibnya.
Sang nenek sering mengajari Lulu doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itu membuat Lulu merasa dekat dengan Tuhan dan sangat bahagia.
Tiap hari Lulu keluar rumah mencari makan di hutan. Saat haus, ia minum di rawa dekat hutan.
Suatu hari, ketika Lulu sedang minum di rawa, tiba-tiba muncul Pak Seri, serigala jahat yang selalu berusaha memakannya. Lulu sangat ketakutan. Tetapi ia tak bisa lari karena sudah terkepung.
Saat Pak Seri siap menggerogoti Lulu, tiba-tiba Nenek Ara melempari serigala itu dengan rantingnya yang membuatnya melengking kesakitan. Nenek Ara adalah pohon besar dekat rawa itu, sahabat nenek Lulu.
Nenek Ara menyuruh Lulu berlindung di bawah akarnya dan terus melempari Pak Seri dengan ranting-rantingnya. Pak Seri lari tunggang langgang.
Lulu berterima kasih kepada Nenek Ara.
“Aku yang harus berterima kasih karena nenek moyangmu yang menanamku di tempat ternyaman ini,” ujar Nenek Ara.
Lulu bersyukur kepada Tuhan. Ia yakin, keselamatannya ini berkat pertolongan-Nya.
Lulu berdoa agar Tuhan mengampuni Pak Seri. Alangkah mulianya hati Lulu. Ia memohonkan ampunan untuk makhluk yang berusaha mencelakakannya.
Lulu mencari jalan agar aman dari ancaman Pak Seri.
Esoknya, ketika Lulu tiba di rawa, nampak seekor anak serigala terperangkap dan nyaris mati tertelan lumpur. Lulu meminta sebatang ranting dari Nenek Ara untuk menolongnya.
Tetapi Nenek Ara membentaknya, “Kamu menolong bangsa serigala yang selalu berusaha membunuhmu? Di mana otakmu?”
Namun Lulu mendesak Nenek Ara agar diberi ranting, karena menolong sesama makhluk adalah perintah Tuhan. Akhirnya, Nenek Ara memberikan rantingnya yang digunakan Lulu untuk membebaskan anak serigala itu dari jebakan lumpur.
Anak serigala itu sangat bahagia dan berterima kasih kepada Lulu. Mereka berkenalan. Anak serigala itu bernama Sriwati yang juga warga hutan itu.
Sejak itu, mereka sering bertemu. Sriwati suka bersahabat dengan Lulu karena mereka hampir senasib. Kalau Lulu adalah anak yatim piatu, tak punya ayah dan ibu, Sriwati adalah anak yatim yang hanya punya ayah, tak punya ibu. Ibu Sriwati meninggal sejak lama.
Lulu mengajari Sriwati doa-doa. Sriwati sangat senang karena doa-doa membuatnya tenang. Ayahnya tak pernah mengajarkan apapun. Lulu juga mendidiknya menjadi anak yang sopan dan berbakti kepada orang tua.
Sejak bergaul dengan Lulu, Sriwati menjadi anak salehah. Dulu, ia cuek pada ayahnya. Sekarang, Sriwati sangat santun kepada siapapun.
Dulu, setiap keluar masuk rumah, Sriwati tak pernah pamit. Sekarang, setiap hendak keluar rumah Sriwati pamit dulu, lalu mencium tangan ayahnya, dan mengucapkan salam.
Setiap masuk rumah Sriwati kembali mengucapkan salam, lalu mencium tangan ayahnya yang tak lain adalah Pak Seri.
Melihat perubahan besar Sriwati itu, Pak Seri sangat berbahagia. Ia tak menyangka Sriwati kini menjadi anak salehah.
Tetapi Pak Seri tak tahu apa penyebab perubahan itu. Sriwati tak pernah memberitahu ayahnya bahwa semua itu berkat didikan Lulu. Sriwati tak tahu kalau Lulu adalah musuh bebuyutan ayahnya.
Suatu hari, Pak Seri merasa lapar. Ia bergegas ke rumah Lulu untuk memakannya. Saat itu Lulu sedang tertidur pulas. Pak Seri langsung menerkamnya. Lulu sangat ketakutan.
Namun, tiba-tiba Sriwati muncul dan mencegah ayahnya. Pak Seri heran. Sriwati menjelaskan bahwa Lulu adalah guru yang selama ini telah mendidiknya menjadi anak salehah.
Mengetahui itu, Pak Seri sangat menyesali semua perbuatannya. Ia berkali-kali meminta maaf kepada Lulu sambil berterima kasih.
Pak Seri bersumpah tak akan pernah mengganggu Lulu lagi. Bahkan ia berjanji akan melindungi Lulu selama-lamanya.
Lulu kembali beryukur kepada Tuhan dan yakin, semua ini berkat pertolongan-Nya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
!—end>!—start>
Terima kasih sudah berkomentar yang sopan dan membangun.
Jangan bosan untuk berkunjung lagi ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar